Saturday, October 17, 2009

Agamaglobulinemia Yang Terkait Gen X

Definisi

Agamaglobulinemia yang terkait genX (XLA = X-linked agammaglobulinemia) atau disebut juga Agamaglobulinemia Burton timbul pada saat lahir (kongenital/kelainan bawaan) yang ditandai dengan kadar immunoglobulin yang rendah atau tidak ada samasekali dalam aliran darah seseorang.

Imunoglobulin adalah molekul protein yang terdapat di dalam serum darah yang berfungsi seperti antibodi. Tanpa immunoglobulin, fungsi tubuh dalam sistem pertahanan tubuh sangat rendah. Penderita XLA sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang fatal.

Deskripsi

Insidens XLA terjadi pada 1 bayi dari tiap 50.000-100.000 kelahiran baru. Hampir seluruh penderita adalah laki-laki. Walaupun penderita XLA memiliki gen untuk menghasilkan immunoglobulin tetapi ada suatu kelainan bawaan pada kromosom X yang menghambat pembentukkan tersebut. Kelainan bawaan ini tidak ada kaitannya dengan imunoglobulin itu sendiri, tetapi ada kaitannya dengan sel B yang terdapat dalam aliran darah yang biasanya mensekresikan imunoglobulin.

Sel-sel B adalah suatu bentuk dari sel-sel darah putih. Hanya sel-sel inilah yang menghasilkan imunoglobulin di dalam tubuh. Sel-sel B dibentuk pada sumsum tulang, setelah matur/matang kemudian disebarkan ke limpa, kelenjar getah bening dan organ-organ lainnya. Proses pematangan tergantung pada suatu enzim yang dikenal sebagai enzim Bruton agamaglobulinemia tirosin kinase (Btk). Jika enzim ini tidak terbentuk atau rusak maka proses pematangan sel-sel B tidak terjadi sehingga tidak terbentuk immunoglobulin.

Gen-gen yang membentuk Btk terletak pada kromosom X. Perubahan (mutasi) pada gen ini menyebabkan gangguan pembentukkan Btk. Kelainan ini hanya terikat pada kromosom X, sehingga penderita XLA umumnya adalah pria. Wanita memiliki 2 kromsom X, artinya mereka memiliki 2 kopi/salinan gen Btk, dimana salah satu kromosom X-nya normal. Sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X.

Sebab dan Gejala-Gejala

XLA disebabkan karena defek/kelainan pada gen yang mengkode Btk. Kelainan ini akan menghambat pematangan sel-sel B, yaitu sel yang membentuk imunoglobulin. Namun beberapa bagian sistem imun penderita berfungsi dengan baik maka tubuh penderita XLA masih mampu mengatasi beberapa bentuk infeksi seperti infeksi jamur dan hampir sebagian besar infeksi virus. Imunoglobulin sangat penting dalam mengatasi infeksi bakteri. Bayi baru lahir dengan XLA biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala selama 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini disebabkan imunoglobulin yang berasal dari ibunya masih beredar didalam sirkulasi darah bayi tersebut. Setelah kadar imunoglobulin dari ibu menurun maka si bayi sangat rentan terhadap infeksi bakteri.

Gejala-gejala defisiensi imunoglobulin terlihat setelah si bayi berumur 6 bulan. Gejala-gejala yang paling sering adalah infeksi telinga dan sinus, pneumonia dan radang saluran cerna. Beberapa jenis virus seperti hepatitis dan polio dapat mengancam kesehatan si bayi. Anak-anak yang menderita XLA pertumbuhannya sangat lambat, memiliki amandel (tonsil) dan kelenjar getah bening yang kecil, serta mengalami infeksi kulit yang kronik.

Kuranglebih 20% anak-anak dengan XLA menderita radang tulang, terutama karena disebabkan radang pada persendian.

Diagnosis

Sering mengalami infeksi bakteri, jumlah sel-sel B matur sangat sedikit serta kadar imunoglobulin yang rendah atau tidak ada sama sekali digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan ini. Serum darah dari bayi yang baru lahir diperiksa untuk menentukan kadar imunoglobulin dengan tehnik imunoelektoforesis. Untuk menegakkan diagnosis maka kromosom si bayi dianalisa untuk menentukan adanya defek pada gen Btk tersebut. Analisa yang sama seperti itu dapat dilakukan selama kehamilan atau untuk mendeteksi adanya kelainan gen tersebut.

Terapi

Terapi XLA dengan pemberian gama globulin intravena secara teratur untuk mencegah infeksi. Sedangkan antibiotika diberikan untuk mengobati infeksi yang sedang terjadi. Anak-anak dengan XLA harus diterapi dengan benar untuk mencegah terjadinya luka atau penyakit infeksi serta harus terhindar dari orang-orang yang sedang terinfeksi.

Prognosis

Sebelum era gama globulin dan terapi antibiotika, kuranglebih 90% penderita meninggal sebelum berumur 8 tahun. Diagnosis dini dan terapi yang tepat dapat memberikan harapan hidup penderita hingga mencapai usia dewasa serta hidup secara normal. Bayi XLA yang baru lahir dan menderita infeksi polio atau infeksi yang menetap memiliki prognosis yang buruk.

Pencegahan

Orangtua dari anak penderita XLA harus melakukan konseling genetik jika mereka merencanakan memiliki anak banyak.

0 comments:

Post a Comment