Sunday, October 18, 2009

Gaya Hidup Modern, Penyebab Utama Kanker

 
Gaya hidup modern sangat memengaruhi pola hidup sehat seseorang. Karena gaya hidup modern juga yang menyebabkan pola makan, rajin berolahraga, dan istirahat yang cukup sulit untuk dijalani.

Terlalu sibuk, dan tidak adanya waktu luang sering menjadi salah satu alasan malas untuk berolahraga. Gaya hidup modern yang serbainstan dan praktis, membuat orang malas untuk menjalankan pola hidup sehat.

Restoran-restoran yang menyajikan makanan cepat saji semakin menjamur. Meski harga makanan yang dibanderol relatif tinggi, namun tidak menyurutkan minat para pembeli untuk menikmatinya.

Kandungan nutrisi di dalamnya pun tidak lagi dipertimbangkan dengan baik. Nutrisi yang diserap tubuh ketika mengonsumsi makanan jenis cepat saji tidak lengkap, dan lebih banyak kandungan lemaknya yang bisa membahayakan kesehatan.

Kandungan kalori dan kolesterol yang tinggi, serta rendah akan serat biasanya menyebabkan lemak terbentuk dengan mudah pada tubuh jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik atau rajin berolahraga. Beragam penyakit yang bisa timbul jika sering menyantap makanan cepat saji. Belum lagi bisa menyebabkan obesitas (kegemukan).

Gaya hidup seperti ini dapat mengundang penyakit degeneratif ataupun penyakit yang banyak menyebabkan kematian di dunia seperti kanker.

Kanker adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh pola hidup seseorang yang tidak sehat. Dari tahun ke tahun, usia penderita kanker semakin muda saja. Kanker yang biasanya diidentikan penyakit bagi orang dewasa, kini bisa menyerang kawula muda. Karena itu, salah satu cara pencegahannya harus mulai disadari sejak dini. Yaitu melalui pemilihan asupan makanan yang tepat dalam keseharian.

Data dari American Cancer Society (ACS) menunjukkan, bahwa faktor eksternal, termasuk pemakaian tembakau, pola makan, penyakit infeksi, zat-zat kimiawi, dan radiasi menyumbang kira-kira 75 persen untuk semua kanker di Amerika Serikat. Sedangkan faktor genetik atau keturunan hanya menyumbang 5 sampai 10 persen untuk menimbulkan kanker.

Di antara itu semua, pemakaian tembakau, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor yang paling banyak memengaruhi risiko kanker. Untuk data di Indonesia, statistiknya belum ada. Tetapi paling tidak data dari negeri Paman Sam tersebut bisa menggambarkan betapa faktor eksternal berpengaruh cukup besar pada kanker.
Sumber: Okezone

Saturday, October 17, 2009

Agamaglobulinemia Yang Terkait Gen X

Definisi

Agamaglobulinemia yang terkait genX (XLA = X-linked agammaglobulinemia) atau disebut juga Agamaglobulinemia Burton timbul pada saat lahir (kongenital/kelainan bawaan) yang ditandai dengan kadar immunoglobulin yang rendah atau tidak ada samasekali dalam aliran darah seseorang.

Imunoglobulin adalah molekul protein yang terdapat di dalam serum darah yang berfungsi seperti antibodi. Tanpa immunoglobulin, fungsi tubuh dalam sistem pertahanan tubuh sangat rendah. Penderita XLA sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang fatal.

Deskripsi

Insidens XLA terjadi pada 1 bayi dari tiap 50.000-100.000 kelahiran baru. Hampir seluruh penderita adalah laki-laki. Walaupun penderita XLA memiliki gen untuk menghasilkan immunoglobulin tetapi ada suatu kelainan bawaan pada kromosom X yang menghambat pembentukkan tersebut. Kelainan bawaan ini tidak ada kaitannya dengan imunoglobulin itu sendiri, tetapi ada kaitannya dengan sel B yang terdapat dalam aliran darah yang biasanya mensekresikan imunoglobulin.

Sel-sel B adalah suatu bentuk dari sel-sel darah putih. Hanya sel-sel inilah yang menghasilkan imunoglobulin di dalam tubuh. Sel-sel B dibentuk pada sumsum tulang, setelah matur/matang kemudian disebarkan ke limpa, kelenjar getah bening dan organ-organ lainnya. Proses pematangan tergantung pada suatu enzim yang dikenal sebagai enzim Bruton agamaglobulinemia tirosin kinase (Btk). Jika enzim ini tidak terbentuk atau rusak maka proses pematangan sel-sel B tidak terjadi sehingga tidak terbentuk immunoglobulin.

Gen-gen yang membentuk Btk terletak pada kromosom X. Perubahan (mutasi) pada gen ini menyebabkan gangguan pembentukkan Btk. Kelainan ini hanya terikat pada kromosom X, sehingga penderita XLA umumnya adalah pria. Wanita memiliki 2 kromsom X, artinya mereka memiliki 2 kopi/salinan gen Btk, dimana salah satu kromosom X-nya normal. Sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X.

Sebab dan Gejala-Gejala

XLA disebabkan karena defek/kelainan pada gen yang mengkode Btk. Kelainan ini akan menghambat pematangan sel-sel B, yaitu sel yang membentuk imunoglobulin. Namun beberapa bagian sistem imun penderita berfungsi dengan baik maka tubuh penderita XLA masih mampu mengatasi beberapa bentuk infeksi seperti infeksi jamur dan hampir sebagian besar infeksi virus. Imunoglobulin sangat penting dalam mengatasi infeksi bakteri. Bayi baru lahir dengan XLA biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala selama 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini disebabkan imunoglobulin yang berasal dari ibunya masih beredar didalam sirkulasi darah bayi tersebut. Setelah kadar imunoglobulin dari ibu menurun maka si bayi sangat rentan terhadap infeksi bakteri.

Gejala-gejala defisiensi imunoglobulin terlihat setelah si bayi berumur 6 bulan. Gejala-gejala yang paling sering adalah infeksi telinga dan sinus, pneumonia dan radang saluran cerna. Beberapa jenis virus seperti hepatitis dan polio dapat mengancam kesehatan si bayi. Anak-anak yang menderita XLA pertumbuhannya sangat lambat, memiliki amandel (tonsil) dan kelenjar getah bening yang kecil, serta mengalami infeksi kulit yang kronik.

Kuranglebih 20% anak-anak dengan XLA menderita radang tulang, terutama karena disebabkan radang pada persendian.

Diagnosis

Sering mengalami infeksi bakteri, jumlah sel-sel B matur sangat sedikit serta kadar imunoglobulin yang rendah atau tidak ada sama sekali digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan ini. Serum darah dari bayi yang baru lahir diperiksa untuk menentukan kadar imunoglobulin dengan tehnik imunoelektoforesis. Untuk menegakkan diagnosis maka kromosom si bayi dianalisa untuk menentukan adanya defek pada gen Btk tersebut. Analisa yang sama seperti itu dapat dilakukan selama kehamilan atau untuk mendeteksi adanya kelainan gen tersebut.

Terapi

Terapi XLA dengan pemberian gama globulin intravena secara teratur untuk mencegah infeksi. Sedangkan antibiotika diberikan untuk mengobati infeksi yang sedang terjadi. Anak-anak dengan XLA harus diterapi dengan benar untuk mencegah terjadinya luka atau penyakit infeksi serta harus terhindar dari orang-orang yang sedang terinfeksi.

Prognosis

Sebelum era gama globulin dan terapi antibiotika, kuranglebih 90% penderita meninggal sebelum berumur 8 tahun. Diagnosis dini dan terapi yang tepat dapat memberikan harapan hidup penderita hingga mencapai usia dewasa serta hidup secara normal. Bayi XLA yang baru lahir dan menderita infeksi polio atau infeksi yang menetap memiliki prognosis yang buruk.

Pencegahan

Orangtua dari anak penderita XLA harus melakukan konseling genetik jika mereka merencanakan memiliki anak banyak.
Penyakit Wilson

Definisi

Penyakit Wilson sangat jarang ditemukan, merupakan penyakit keturunan yang disebabkan akibat timbunan tembaga (cuprum) yang berlebihan di dalam tubuh. Meningkatnya kadar tembaga secara perlahan-lahan dalam sirkulasi darah akan ditimbun terutama di otak, hati, ginjal dan kornea pada mata.

Deskripsi

Dalam kondisi normal, tembaga yang berasal dari makanan akan diproses di hati. Proses pencernaan tembaga ini kemudian berlanjut di dalam empedu. Di sini, proses pencernaan terjadi bersama komponen dari empedu (suatu cairan yang dihasilkan oleh jaringan hati, yang kemudian diteruskan ke usus halus untuk membantu proses pencernaan). Saat kantong empedu mengosongkan isinya untuk proses awal di usus halus (duodenum), tembaga di dalam empedu akan keluar dan masuk ke dalam usus halus bersama dengan sisa-sisa pencernaan lainnya. Pada orang yang sehat, tembaga akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan tinja.

Pada penyakit Wilson, tembaga yang berada di hati tidak dapat masuk ke dalam empedu sehingga terjadi penimbunan di dalam hati. Kadar tembaga yang meningkat di dalam jaringan hati menyebabkan kerusakkan jaringan hati sehingga tembaga akan masuk dan menumpuk di dalam aliran darah. Tembaga kemudian akan mengendap di berbagai oragn tubuh, terutama pada ginjal, otak, susunan saraf pusat dan mata. Penyakit Wilson adalah gangguan akibat keracunan tembaga yang terjadi sejak mulai dari lahir.

Penyakit Wilson mempengaruhi kurang lebih 1 dari 30.000 hingga 100.000 orang dan dapat mempengaruhi orang-orang dari berbagai bangsa. Kurang lebih 1 dari 90 orang adalah pembawa (karier) gen penyakit Wilson.

Sebab dan Gejala

Penyakit Wilson adalah penyakit yang diturunkan secara resesif autosom. Resesif autosom berarti masing-masing orangtuanya sebagai pembawa (karier) gen penyakit ini pada pasangan gennya. Jika masing-masing orangtuanya memiliki kromosom yang mengandung gen penyakit Wilson maka anaknya akan mengidap penyakit ini. Baik pria maupun wanita dapat mengidap penyakit ini. Jika seseorang membawa gen penyakit Wilson maka ia tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit ini. Penyakit ini akan muncul jika seseorang menerima salinan gen dari masing-masing orangtuanya. Kebanyakkan kasus penyakit Wilson tidak diturunkan tetapi terjadi akibat mutasi gen secara spontan.

Gen penyakit Wilson terletak pada kromosom nomor 13. Gen ini disebut ATP7B dan diyakini terlibat dalam transportasi tembaga. Sejak tahun 2001 lebih dari 70 mutasi gen yang berbeda telah berhasil diketahui sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan genetik.

Gejala-gejala khas timbul antara usia 30 hingga 60 tahun dan rata-rata diagnosis ditegakkan pada usia 17 tahun. Setengah dari keseluruhan penderita pertama kali mengalami gangguan pada hati. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan dan perlunakkan hati. Kadang-kadang disertai demam, gejala-gejala seperti penyakit lainnya seperti radang hati karena virus dan infeksi mononukleosis. Meningkatnya kadar enzim hati di dalam darah menunjukkan kerusakkan jaringan hati yang serius. Bentuk kerusakkan jaringan hati ini seperti degenerasi perlemakan. Tanpa penanganan medis yang tepat maka kerusakkan jaringan hati berlanjut dan berubah menjadi sirosis hati. Hepatitis fulminan adalah suatu keadaan berat yang mendadak dan dapat menyebabkan kematian. Peradangan dan kerusakkan jaringan hati yang berat ini menyebabkan jaundis (kuning), penimbunan cairan di dalam rongga perut, rendahnya kadar protein di dalam sirkulasi darah, gangguan pembekuan darah, pembengkakan otak dan anemia akibat penghancuran sel-sel darah merah yang abnormal.

Gejala-gejala pada saraf umumnya muncul pertamakali pada setengah dari seluruh penderita. Gejala-gejala saraf terjadi akibat penimbunan tembaga pada otak dan susunan saraf. Rata-rata gejala pada saraf terjadi pada usia 21 tahun. Gejala-gejala saraf berupa tremor (gemetar) pada tangan, gerakkan tubuh yang tidak terkendali, kejang, mulut berbusa, kesulitan menelan, kesulitan berbicara dan sakit kepala. Tetapi tidak mempengaruhi inteligensi penderita.

Kira-kira 1/3 dari keseluruhan penderita penyakit Wilson memiliki gejala-gejala psikiatri yang bervariasi sebagai gejala awal dari penyakit tersebut. Gejala-gejala psikiatri berupa tidak mampu menguasai diri, depresi, sangat peka, mudah marah dan tingkah laku yang kurang pantas.

Gejala-gejala lain yang mungkin timbul adalah gangguan pada persendian, gejala-gejala artritis dan keluhan-keluhan pada tulang rangka seperti osteoporosis. Adakalanya penderita mengalami batu pada ginjal, gangguan metabolisme gula darah dan siklus haid tidak teratur bahkan tidak haid samasekali yang bersifat sementara.

Diagnosis

Diagnosis penyakit Wilson relatif mudah ditegakkan dengan beberapa pemeriksaan yang berbeda, namun penyakit ini jarang sekali terjadi sehingga diagnosis sering terlambat ditegakkan. Pemeriksaan untuk menegakkan penyakit Wilson dapat dilakukan pada penderita dengan gejala atau tanpa gejala-gejala penyakit. Sangat penting menegakkan diagnosis dengan cepat dan tepat saat terjadi kerusakkan jaringan hati sebelum ada tanda-tanda lain penyakit ini.

Cara mudah untuk menegakkan diagnosis penyakit Wilson adalah dengan mengukur jumlah glikoprotein yang disebut juga seruloplasmin di dalam darah. Kadar seruloplasmin yang rendah digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit ini pada sekitar 80% penderita. Tetapi cara ini tidak efektif bagi wanita yang minum pil kb, wanita hamil atau bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan.

Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan mata untuk mendeteksi kelainan khas berupa cincin tembaga yang menumpuk pada membran kornea (cincin Kayser-Fleischer). Cara ini mudah diperiksa dan sangat berguna dalam menegakkan diagnosis pada penderita yang telah menunjukkan gejala-gejala. Pemeriksaan ini tidak efektif pada penderita tanpa gejala. Pemeriksaan diagnostik ini tidak dapat dilakukan sendiri untuk menentukan diagnosis penyakit ini karena pada beberapa penderita dengan penyakit hati tetapi bukan penyakit Wilson akan memberikan hasil yang positif.

Pemeriksaan ketiga uantuk menegakkan diagnosis penyakit Wilson adalah menentukan kadar tembaga pada jaringan hati. Hal ini dilakukan dengan melakukan biopsi pada jaringan hati. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam menegakkan diagnosis penyakit Wilson, tetapi pemeriksaan ini merupakan cara tersulit dibandingkan cara lainnya.

Pemeriksaan lainnya yang sangat berguna adalah mengukur kadar tembaga pada urin dalam sehari (pada penyakit Wilson kadar tembaga dalam urin sangat tinggi). Pemeriksaan laboratorium lainnya adalah kemampuan seruloplasmin penderita untuk mengikat tembaga (pada penyakit Wilson kemampuan ini berkurang). Dan pemeriksaan yang terakhir adalah dengan melakukan pemeriksaan genetic. Pada beberapa penderita dapat didiagnosis melalui pemeriksaan DNA untuk menentukan apakah mereka membawa dua gen yang menyebabkan penyakit Wilson. Pemeriksaan ini tidak selalu berguna untuk seluruh pasien dan kebanyakkan digunakan untuk memeriksa kakak-adik dari penderita.

Terapi

Pengobatan jangka panjang dengan D-penisilamin atau trientin hidroklorid. Kedua obat ini akan menyingkirkan timbunan tembaga dari dalam tubuh dengan cara mengikat tembaga dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Diet seng asetat dan rendah tembaga adalah cara untuk mengobati penyakit Wilson.

Penisilamin menyebabkan beberapa efek samping yang serius:
  • nyeri sendi
  • gangguan saraf
  • lupus eritematosa sistemik
  • menurunnya seluruh komponen darah
  • gangguan pembekuan darah
  • reaksi alergik
Jika penderita mengalami efek samping penisilamin maka dosisnya dikurangi. Alternatif lainnya adalah dengan steroid yang digunakan untuk mengurangi reaksi sensitif. Trientin memiliki efek samping yang sangat sedikit tetapi harus dalam pengawasan yang ketat.

Pengobatan dengan seng juga efektif untuk menyingkirkan timbunan tembaga dalam tubuh. Seng adalah logam yang bekerja menghambat penyerapan tembaga dan mengikat tembaga dalam sel-sel usus halus hingga seluruh tembaga dikeluarkan bersama tinja kuranglebih 1 minggu kemudian. Keuntungan terapi dengan seng adalah efek samping seng yang tidak toksik bagi tubuh walaupun cara kerjanya lebih lambat dari obat-obat lain. Dengan cara ini memerlukan waktu 4 hingga 8 bulan hingga seng bekerja efektif menyingkirkan seluruh tembaga dari dalam tubuh.

Penderita juga diharuskan untuk menjalani diet rendah tembaga, dengan rata-rata asupan tembaga yang diizinkan 1,0 mg/hari. Makanan-makanan yang arus dihindarkan karena banyak mengandung tembaga adalah hati dan kerang-kerangan. Penderita juga diharuskan untuk mengawasi air yang mereka minum untuk menghindari peningkatan kadar tembaga di dalam darah. Yang terbaik adalah meminum air yang disuling.

Prognosis

Tanpa terapi, penyakit Wilson dapat berakhir dengan kematian. Dengan terapi, gejala-gejala akan berlanjut dan memburuk selama 6 hingga 8 minggu pertama. Setelah saat itu, perbaikan nyata mulai terlihat. Bagaimanapun, pengobatan berlanjut hingga beberapa tahun (2 atau 5 tahun) untuk memperoleh hasil yang maksimal pada otak dan hati. Walaupun demikian banyak penderita yang telah diobati, kadar tembaganya tidak pernah mencapai kadar yang normal. Penderita penyakit Wilson membutuhkan terapi pemeliharaan dengan obat-obat anti tembaga sepanjang hidupnya untuk mencegah meningkatnya kadar tembaga di dalam tubuh. Penghentian sementara terapi dapat menyebabkan kekambuhan yang menetap dan dapat menyebabkan kematian.
Enterobacter Sakazakii, Bakteri Pencemar Susu


Oleh :Dr Widodo Judarwanto SpA

Penemuan para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mengenai adanya Enterobacter sakazakii (E. sakazakii) dalam susu formula anak-anak dan bubur bayi, cukup menghebohkan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Benarkah temuan yang dilakukan peneliti IPB tersebut? Kalau benar, berbahayakah Enterobacter Sakazakii tersebut pada bayi atau anak? Bagaiamana hal itu bisa terjadi?

Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena di dalamnya terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula adalah Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.

Enterobacter sakazakii
E. sakazakii pertamakali ditemukan pada tahun 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa Negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi pada segala usia tetapi resiko terbesar terkena adalah usia bayi. Peningkatan kasus yang besar di laporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika dan Kanada. Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100 000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian menjadi 9.4 per 100 000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (<1.5 kg) . Sebenarnya temuan peneliti IPB tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan karena dalam sebuah penelitian prevalensi kontaminasi di sebuah negara juga didapatkan dari 141 susu bubuk formula didapatkan 20 kultur positif E. sakazakii .

E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari family enterobacteriaceae. Organisma ini dikenal sebagai "yellow pigmented Enterobacter cloacae". Pada tahun 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan pada perbedaan analisa hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan dengan hibridasi DNA menunjukkan E sakazakii 53–54% dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus yaitu Enterobacter dan Citrobacter. Pada penelitian tahun 2007, beberapa peneliti mengklarifikasi kriteria taxonomy dengan menggunakan cara lebih canggih yaitu dengan f-AFLP, automated ribotyping, full-length 16S rRNA gene sequencing and DNA-DNA hybridization. Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternative dengan temuan genus baru yaotu Cronobacter yang terdiri dari 5 spesies. Hingga saat ini tidak banyak diketahui tentang virulensi dan daya patogeniotas bakteri berbahaya ini. Bahan enterotoxin diproduksi oleh beberapa jenis strains kuman. Dengan menggunakan kultur jaringan diketahui efek enterotoksin dan beberapa strain tersebut. Didapatkan 2 jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demnikian banyak susu terkontaminasi tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut.

Meskipun infeksi karena bakteri ini sangat jarang, tetapi dapat mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya sampai dapat mengancam jiwa, di antaranya adalah neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi), hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi berat) , and necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). Sedangkan pada beberapa kasus dilaporkan terjadi infeksi saluran kencing. Secara umum, tingkat kefatalan kasus (case-fatality rate) atau resiko untuk dapat mengancam jiwa berkisar antara 40-80% pada bayi baru lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat karena penyakit ini. Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan. Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), mendadak biru, sesak hingga kejang. Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling beresiko untuk mengalami infeksi ini. Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhi 58 C dalam proses pemanasan rehidrasi susu formula.

Proses pencemaran

Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak dengan udara.

Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam susu. Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam ruangan tertutup.

Manusia yang berada dalam proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu. Bahkan, hembusan napas manusia ketika proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi sumber timbulnya bakteri. Sapi perah dan peternak yang berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak mencemari susu. Proses produksi susu di tingkat peternakan memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju.

Antisipasi
Dari berbagai penelitian dan pengalaman di beberapa Negara tersebut sebenarnya WHO (World Health Organization), USFDA (United States Food and Drug Administration) dan beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril. Sedangkan susu formula cair yang siap saji, dianggap sebagai produk komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup. Sehingga di bagian perawatan bayi NICU, USFDA menggunakan perubahan rekomendasi dengan pemberian susu bayi formula cair siap saji untuk penderita bayi prematur yang rentan terjadi infeksi. Sayangnya di Indonesia produk susu tersebut belum banayak dan relative mahal harganya.

Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi tersebut adalah cara penyajianh yang baik dan benar. Diantaranya dalah menyajikan hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setip kali minum untuk mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar. Meminimalkan hang time atau waktu antara kontak susu dengan udara kamar hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Semakin lama waktu tersebut meningktkan resiko pertumbuhan mikroba dalam susu formula tersebut. Hal lain yang penting adalah memperhatikan dengan baik dan benar cara penyajian susu formula bagi bayi, sesuai instruksi dalam kaleng atau petunjuk umum. Peningkatan pengetahuan orangtua, perawat bayi dan praktisi klinis lainnya tentang prosedur persiapan dan pemberian susu formula yang baik dan benar harus terus dilakukan.

Terlepas benar tidaknya akurasi temuan tersebut sebaiknya pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan harus bertindak cepat dan tepat sebelum terjadi kegelisahan dan korban yang memakan jiwa. Sedangkan orangtua tetap waspada dan tidak perlu kawatir berlebihan ternyata temuan tersebut juga pernah dilaporkan oleh USFDA tetapi tidak terjadi kasus luar biasa Karena mungkin sebagian besar adalah kuman non pathogen atau yang tidak berbahaya. Tetapi apapun juga, jangan sampai terjadi banyak anak Indonesia terkorbankan hanya karena keterlambatan mengantisipasi keadaan.

Kanker Kolon, Yang Muda Bisa Kena


Jenis kanker ini termasuk jarang dibicarakan, padahal penderitanya tidak sedkit, Ketika tiga pekan lalu terdengar kabar wafatnya musisi Dodo Zakaria akibat kanker usus besar (kolon) ini, ingatan kita akan bahayanya seperti dibuka lebar-lebar.

Diberitakan bahwa baru tiga bulan lalu Dodo didiagnosis terkena kanker usus yang sudah masuk stadium empat. Ini artinya sel-sel kankernya sudah menyebar ke organ tubuh yang lain. Jelas sudah sangat telat karena perjalanan kanker kolon sebetulnya tergolong lambat. Mungkin selama ini ia tak merasakan gejala atau tidak mengenali indikasi yang sebetulnya ia alami.

"Perubahan kebiasaan buang air besar, misalnya kadang encer, kadang keras, kadang sembelit atau diare, bisa menjadi pertanda adanya kanker kolon," ungkap Dr. Adil Pasaribu Sp.B.KBD, dokter spesialis bedah kanker dari RS Pluit, Jakarta.

Ketiga Terbesar

Pada pria, tambahnya, kanker ini menduduki peringkat terbesar ketiga setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita posisinya di bawah kanker payudara dan leher rahim (serviks).

Di Indonesia maupun dunia, kasus terbanyak dijumpai pada usia 50 tahun ke atas, tetapi banyak juga diderita orang muda. Buktinya, Dodo Zakaria masih berusia 47 tahun saat tutup usia akibat kanker ini.

Ditambahkan Dr. Adil, tumbuhnya sel secara tidak normal pada kolon atau rektum dapat disingkirkan lewat operasi sebelum mewujud menjadi kanker, misalnya masih dalam bentuk polip prakanker yang umum ditemui pada awal munculnya penyakit ini. Makin dini polip ini ditemukan, peluang selamat atau hidup pun makin tinggi.

"Karena itu, sebaiknya mereka yang berusia 50 tahun lebih atau yang berisiko perlu menjalani skrining sejak awal," katanya.

Di Amerika Serikat, sekitar 112 ribu orang didiagnosis kanker kolon setiap tahunnya. Kebanyakan kasus itu diawali oleh adanya polip. Kalau polip ini disertai keluhan lain seperti perut kram atau nyeri dan kembung, lalu terjadi perubahan buang air besar, misalnya berdarah, bisa mengarah pada kanker kolon.

Pemeriksaan yang umum berlaku dalam proses deteksi dini antara lain pemeriksaan fisik dengan mencolok dubur (dilakukan setiap tahun pada usia di atas 50 tahun), pemeriksaan laboratorium untuk melihat penanda tumor, dan pemeriksaan kolonoskopi (dilakukan setiap 3-5 tahun sekali pada pria dan wanita di atas usia 50 tahun). Kolonoskopi adalah memasukkan pipa lentur yang dilengkapi kamera dan jarum biopsi. Foto rontgen juga bisa dilakukan dengan lebih dulu memasukkan barium ke dalam usus besar melalui anus.

Perlu Kolostomi

Terapi untuk kanker kolon tergantung pada tahap penyakitnya. Secara umum terapi itu meliputi kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker, operasi untuk mengangkat sel-sel kanker, dan terapi radiasi untuk merusak jaringan kanker.

Kalau kanker ketahuan lebih cepat dan masih dalam tahap dini, tentu terapi akan memberikan hasil yang baik. Contohnya, cukup dengan operasi dan tidak perlu dikemoterapi. Namun, jika kanker ini terjadi di dekat anus, kadang perlu dilakukan kolostomi (pembuatan lubang pada dinding perut sebagai tempat pengeluaran tinja dari kolon).

Jika masih stadium 0 (baru muncul pada lapisan dalam pencernaan) mungkin masih bisa diobati melalui operasi pengangkatan sel-sel kanker, seringkali dengan kolonoskopi. Untuk stadium 1 (sel kanker pada lapisan dalam kolon) sampai 3 (sel kanker sudah menyebar pada getah bening), dilakukan operasi untuk mengangkat bagian kolon yang digerogoti kanker.

Pasien stadium 3 seringkali harus menjalani kemoterapi setelah operasi untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Kemoterapi juga dibutuhkan pasien kanker kolon stadium 4 (sel kanker sudah menyebar ke organ lain).

Jika kanker sudah menyebar ke organ lain, misalnya lever, bisa diperlukan terapi lain untuk mengatasi gangguan pada lever. Selain kemoterapi atau radiasi, mungkin perlu pengangkatan kankernya pada lever, terapi panas (ablation) atau beku (krioterapi).

Harapan hidup bagi pasien kanker kolon tergantung pada banyak hal, termasuk tahap penyakitnya. Apabila kankernya diketahui selagi masih stadium dini, lebih dari 90 persen pasien bisa bertahan hidup setidaknya selama lima tahun setelah didiagnosis penyakitnya. Sayangnya, hanya sekitar 40 persen kasus kanker kolon yang didiagnosis saat masih dini.

Jika kankernya sudah menyebar, tentu harapan hidup 5 tahun itu akan menurun. Namun, sebetulnya banyak kasus kanker kolon stadium 1-3 yang bisa disembuhkan.
Sumber: Senior

Toxoplasma Bisa Menyerang Pria!

Toxoplasma selama ini banyak menyerang kaum perempuan terutama ibu hamil dan mengancam kesehatan janin. Biasanya janin yang dikandung tidak bisa berkembang alias keguguran. Bahkan bisa membuat ukuran kepala menjadi besar dan berisi cairan (hidrocephalus).

Rupanya, selain toxoplasma pada janin bisa menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata mengakibatkan buta, virus ini juga bisa menyerang pada pria.

"Laki-laki juga bisa terkena toxoplasma," kata spesialis penyakit dalam RSU dr Soetomo, Surabaya Prof Dr Suharto SpPD saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (5/6/2009).

Terinfeksi virus tersebut pada umumnya tidak menunjukkan gejala sama sekali atau pun jika terasa hanya seperti sakit biasa. Tapi pada seseorang yang mengalami infeksi yang akan dapat mengakibatkan pada kelenjar pertahanan seperti di sekitar leher ataupun ketiak.

"Ciri-ciri umumnya seperti terserang flu. Panas atau demam dan tidak nyaman atau persendian terasa," ungkapnya.

Kalau kondisi pasien drop, maka bisa menganggu apa yang ada di tubuh penderita. Apalagi jika pasien terkena HIV maka bisa sangat rentan menyerang otak. Bisa menyebabkan pada kematian. "Kondisi pasien drop maka bisa menyerang semua yang ada di tubuhnya," ungkapnya.

Sementara Prof Suharto mengingatkan kepada wanita hamil untuk mengurangi melakukan aktivitas seperti berkebun. Karena kemungkinan besar air kencing dari kucing atau tikus tercampur dalam tanah yang digunakan untuk berkebun.

"Ibu hamil berkebun dikurangi dan jauhi binatang seperti kucing atau hewan lainnya. Jangan lupa menjaga kesehatan dengan makan makanan yang sehat dan olahraga yang cukup," tandasnya

PROTISTA

Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dikelompokkan atas:

1. Protista mirip hewan (protozoa)

2. Protista mirip tumbuhan (alga)

3. Protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold).

Bentuk tubuh

Organisme yang termasuk kelompok protista memiliki bentuk yang sangat beragam.

Berdasarkan cara memperoleh makanan, protista dikelompokkan atas:

1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contohnya : Alga

2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contohnya: Protozoa

3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya. Contoh: jamur

Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan Zo
on artinya hewan. Protozoa sering disebut hewan bersel satu (uniseluler). Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri melalui organel-organel yang secara fungsi analog dengan sistem organ pada hewan-hewan bersel banyak (metazoa).

Ciri-ciri Protozoa:

1. Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron
-6 mm

2. Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris dan spiral

3. Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri

4. Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit

5. Cara mendapatkan makanan dibedakan menjadi : holozoik, saprofit, saprozoik, holozoik

6. Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.

Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat geraknya protozoa dibedakan menjadi 5 kelas yaitu:

1. Flagellata atau Mastigophora (Yunani, mastix: cambuk, poros: membawa) Umumnya hidup di dalam air, beberapa hidup parasit pada hewan dan manusia. Flagellata mempunyai bentuk yang tetap. Berkembangbiak dengan cara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual dengan cara konjugasi.

Berdasarkan ada tidaknya klorofil kelas flagellata dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Fitoflagellata

Flagellata yang mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai kromatofora
- Habitat di perairan bersih dan perairan kotor
- Contohnya: Euglena viridis (mempunyai klorofil),
- Euglena sanguinea (memiliki pigmen fikoeritrin/merah),

- Volvox globator (hidup berkoloni),

- Noctiluca miliaris (mengeluarkan cahaya di malam hari).



b. Zooflagellata/dinoflagellata

- Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat heterotrof

- Umumnya hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia

- Contohnya:

Nama spesies dan penyakit yang ditimbulkan

Tripanosoma levisi
parasit pada darah tikus

Tripanosoma cruci
penyebab penyakit cagas (anemia anak)

Tripanosoma evansi
sakit surrah, vector lalat tabanidae

Tripanosoma brucei
penyakit nagano pada ternak

Tripanosoma gabiense
sakit tidur, vektor lalat tsetse (G, palpalis)

Tripanosoma rhodosiense
sakit tidur, vektor lalat tsetse (G,
palpalis)
Tripanosoma vaginalis
keputihan pada vagina

Leishmania donovani
kalaazar

Leishmania tropika
penyakit kulit

2) Ciliata/Ciliophora/Infusuria Merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan yang berbulu getar. Silia berfungsi untuk bergerak. Menangkap makanan dan untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Habitat banyak di tempat berair. Mempunyai bentuk tubuh yang tetap dan tetap, dan oval. Beberapa contoh kelas ciliata:
·
Paramecium caudatum
-
nama lain hewan sandal
-
Habitat di tempat berair, sawah, rawa
-
Mempunyai dua macam nukleus yaitu mikronukleus untuk reproduksi dan makronukleus untuk membantu proses fisiologis yang lain
-
Mempunyai dua macam vakuola yaitu vakuola makanan berfungsi untuk membantu mencerna makanan dan vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan cair
-
Berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dengan cara pembelahan biner dan generatif dengan cara konjugasi
Nyctoterus ovalis (hidup diusus kecoa, berbentuk oval mirip Paramecium sp

· Stylonichia sp
- Banyak ditemukan pada permukaan daun terendam air
- Bentuknya seperti siput

· Balantidium coli (habitat di kolon manusia)

· Stentor sp (bentuk seperti terompet, sesil, habitat di sawah-sawah)

· Vorticella sp (bentuk seperti lonceng, sesil)

·Didinium sp (mangsa dari Paramecium sp)

3.Rhizopoda/Sarcodina

Bergerak dan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu lobodia dan filopodia). Hidup bebas di dalam air laut dan tawar. Berkembangbiak dengan cara membelah biner. Contoh-contohnya yaitu:
a. Amoeba sp
- Bentuk selalu berubah-ubah

- Habitat di air tawar
- Inti sel berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel

- Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil

- Reproduksi dengan pembelahan biner
b. Contoh lain :

Nama spesies Keterangan
Entamoeba histolytica Di dalam usus halus manusia, penyebab disentri amoeba
Entamoeba coli Di dalam usus besar manusia, penyebab diare
Entamoeba gingivalis Di dalam rongga gigi, merusak gigi dan gusi
Arcella sp Memiliki kerangka luar, terdapat di air tawar
Difflugia sp Mempunyai selaput halus, sehingga pasir dapat menempel
Foraminifera sp Kerangka luar dari kapur

Radiolaria sp Kerangka luar dari kersik

4) Sporozoa (spora: benih, zoon : binatang)
Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan m

engubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogojni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogo

ni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk). Contoh-contoh sporozoa:

1. Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasi (2x24 jam) atau setiap 48 jam.

2. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana, masa sporulasi 72 jam

3. Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika, masa sporulasi (1-2x24 jam)

4. Plasmodium ovale, penyebab penyakit limpa, masa sporulasi (2x24 jam), tidak terdapat di Indonesia

Daur hidup Plasmodium

Penemu daur hidup Plasmodium Laveran dan Grassi, Vektornya nyamuk Anopheles betina
Mengalami 2 fase, yaitu:
a. Fase generatif, terjadi dalam tubuh nyamuk malaria

Skema : fertilisasi à zigot à ookinet à oosista à sporozoid
b. Fase vegetatif, terjadi dalam rubuh manusia ada dua tempat yaitu:

Dalam hati (disebut eksoeritrositik)

Skema : sporozoid à skizon erytozoik à merozoit eryptozoik

c. Dalam darah (eritrositik)

Skema : tropozoit à skizon muda à skizon matang à merozoit à makrogamet/mikrogamet

2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Dalam sistem 5 kingdom, alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom plantae. Alga masuk dalam kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya alga dibedakan manjadi 6 filum yaitu:

1) Filum Euglenophyta
Hidup di air tawar, di dalam tanah dan tempat lembab. Mempunyai ciri-ciri mirip hewan dan tumbuhan. Dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding, bergerak bebas dan berbintik mata. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b dan karotin untuk berfotosintesis.
Contoh Euglena viridis

a. Habitat di air tawar, misal di sawah atau air tergenang lainnya

b. Bentuk selnya oval, terdapat bintik mata atau stigma untuk membedakan gelap terang

c. Mempunyai satu flagel pada mulut selnya

d. Cara makan dengan fotosintesis dan memakan zat-zat organic

e. Berkembangbiak dengan pembelahan biner

2. Filum Alga Hijau (Chlorophyta)
Chlorophyta umumnya hidup di air tawar (90%) dan di laut (10%). Pigmen memiliki klorofil a, b, karotin dan xantofil, kloroplas mempunyai bentukseperti spiral, mangkuk, lembaran, bola. Tubuh bersel satu seperti benang, lembaran dan seperti tumbuhan tinggi. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner, fragmentasi benang/koloni, pembentukan zoospora dan generatif dengan cara konjugasi, fertilisasi. Cara hidup dengan autotrof dan bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
Contoh Chlorophyta
Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
Chlorella
a) Habitat di air tawar, air laut dan tempat yang lembab
b) Bentuk sel bulat dengan kloroplas seperti mangkuk
c) Digunakan penyelidikan metabolisme di laboratorium
d) Berperan sebagai bahan obat-obatan, bahan makanan dan bahan kosmetik
Chlorococcum
a) Bersel satu, habitat di air tawar dan tanah yang basah
b) Bentuk sel bulat telur, dengan kloroplas seperti mangkuk
c) Reproduksi dengan membentuk zoospora
Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
Chlamydomonas
a) Bentuk bulat telur, dengan kloroplas seperti mangkuk dilengkapi stigma dan pirenoid (pusat pembentukan amilum)
b) Memiliki 2 flagel sebagai alat gerak
c) Terdapat 2 vakuola kontraktil
d) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora dan generatif dengan cara konjugasi/isogami
Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodiction
a) Habitat di air tawar, koloninya berbentuk jala, reproduksi vegetatif dengan cara zoospora dan fragmentasi, reproduksi generatif dengan cara konjugasi.
b) Dapat diamati dengan mata telanjang
Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Volvox globator
a) Habitat di air tawar, koloni berbentuk bola, tiap sel mempunyai 2 flagel
b) Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi dan reproduksi generatif dengan cara konjugasi
Chlorophyta berbentuk benang
Spirogyra
a) Habitat di air tawar, kloroplas seperti pita spiral dan sebuah inti
b) Reproduksi generatif dengan cara fragmentasi dan generatif dengan cara konjugasi
Oedogonium
a) Habitat di air tawar dan sesil, kloroplas seperti jala dan tiap sel memiliki satu nukleus
b) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoozpora berflagel banyak dan generatif dengan cara fertilisasi
Chlorophyta berbentuk lembaran
Ulva lactuva
a) Hidup menempel pada kayu atau batu-batu
b) Habitat di air asin dan air payau
c) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora berflagel empat dan generatif dengan cara anisogami
Chara
a) Habitat di air tawar dan laut, menempell pada batu-batuan
b) Bentuk talusnya seperti tumbuhan tinggi
c) Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi dan generatif dengan fertilisasi

3. Filum Alga Keemasan (Chrysophyta)
Terdiri atas alga yang uniseluler atau multiseluler. Dibedakan dalam tiga kelas utama yaitu:

- Kelas alga hijau-kuning (xanthophyceae)

- Pigmen yang dimiliki yaitu klorofil (hijau) dan xantofil (kuning)

- Reproduksi vegetatif membentuk zoospora, generatif dengan fertilisasi

- Contohnya: Vaucheria sp

4. Kelas alga coklat-keemasan (chrysopyceae)

Pigmen yang dipunyai klorofil (hijau) dan karoten (pigmen keemasan), hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk karbohidrat dan minyak

- Tubuhnya ada yang uniseluler, contohnya: Ochromonas sedang ada pula yang multiseluler contonya Synura

5. Kelas diatom (Bacillariophyceae)

Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah, tubuhnya ada yang uniseluler dan berkoloni

- Dinding tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka)

Contohnya : Navicula, Pinnularia, Cyclofella

6. Filum Alga Api (Pyrrophyta)

a. Disebut juga dinoflagellata, tubuhnya tersusun atas satu sel dan berdinding sel, dapat bergerak aktif, habitat di laut bersifat fosforesensi (memancarkan cahaya)

b. Sebelah luarnya terdapat celah atau alur, masing-masing mengandung satu flagel

c. Pigmennya klorofil dan coklat kekuning-kuningan, contohnya Peridium

7. Filum Alga Coklat (Phaeophyta)

a. Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan

b. Pigmennya fikosantin, klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin

c. Cadangan makanan berupa lamirin yang disimpan dalam pirenoid, ruang antar sel pada dinding selnya mengandung asam alginat (algin)

d. Reproduksi vegetatif zoospora berflagel dan fragmentasi, generatif dengan cara oogami atau isogami

e. Contohnya Sargassum muticum (gulma laut), Fucus serratus, Macrocystis pyrifera (alga raksasa), Turbinaria decurrens

8. Filum Alga Kemerahan (Rhodophyta)
Habitat sebagian besar di laut (rumput laut) dan sebagian kecil di air tawar memiliki pigmen klorofil a, b dan fikoeritrin, karoten
Reproduksi vegetatif membentuk tetraspora dan generatif dengan cara oogami
Contohnya : Carollina., Palmaria, Batrachospermum moniliforme, Gelidium (agar-agar), Gracilaria, Euchema (kosmetik), Scinaia furcellata

Manfaat Alga Bagi Kehidupan Manusia‘

a. Bidang perikanan (sebagai makanan ikan yaitu fitoplankton dan zooplankton)

b. Bidang pertanian (Rumput laut untuk pupuk dipesisir)

c. Ekosistem perairan (sebagai produsen primer)

d. Bidang industri (tanah diatom untuk amplas, isolasi, bahan dasar kaca)

e. Bahan dasar makanan : Gelidium (agar-agar), Chondrus (minuman coklat), alginat (bahan campuran es krim), Porphyra (makanan)

f. Bahan obat-obatan (Chlorella)

Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)
Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda. Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Filum Jamur Lendir (Myxomycota)

a. Habitat di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, kayu lapuk

b. Struktur tubuh vegetatif berbentuk seperti lendir atau plasmodium, yang berinti banyak dan bergerak seperti Amoeba

c. Fase hidupnya ada dua fase yaitu fase hewan (fase berbentuk plasmodium) dan fase tumbuhan (fase plasmodium mengering membentuk tubuh-tubuh buah yang bertangkai)

d. Reproduksi vegetatif dengan cara plasmodium dewasa membentuk spora dan generatif dengan cara peleburan spora kembara (myxoflagella, mempunyai 1 inti dan 2 flagel), yang akan membentuk zigot yang kemudian akan membentuk plasmodium.

2. Filum Jamur Air (Oomycota)

a. Hifa tidak bersekat, bersifat senositik (intinya banyak), dinding sel dari selulosa

b. Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora, yang memiliki 2 flagel dan generatif dengan cara fertilisasi yang akan membentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora.Contohnya : Saprolegnia (parasit pada telur ikan), Phytophthora (parasit pada tanaman kentang), Phytium (penyebab busuknya kecambah dan busuk akar)

Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)


Video





gambar anatomi adrenal

  • Berbentuk seperti bola atau topi terletak di atas ginjal.
  • Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
  • Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No.

Hormon

Prinsip kerja

1

Bagian korteks adrenal

a. Mineralokortikoid

b. Glukokortikoid

Mengontol metabolisme ion anorganik

Mengontrol metabolisme glukosa

2

Bagian Medula Adrenal

Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin

Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal berikut :

a. dilatasi bronkiolus

b. vasokonstriksi pada arteri

c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot

d. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati

e. gerak peristaltik

f. bersama insulin mengatur kadar gula darah




  • Regulasi hormon korteks adrenal

  • Regulasi hormon medulla adrenal
Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid. (Campbell, 1952 : 146)